Guest Lecturer STIA Pembangunan Bersama Halimin Herjanto, Ph.D dengan Tema: Public and Private Sector of Entrepreneurship

Stiapembangunanjember.ac.id – Sekolah Tinggi Ilmu Adminsitrasi (STIA) Pembangunan mengadakan kuliah tamu atau Guest Lecturer pada Jumat (12 Mei 2023).

Adapun pembicara dalam kuliah tamu tersebut yaitu Halimin Herjanto, Ph.D dari University of the Incarnate Word (UIW) Amerika Serikat.

Bertempat di Aula STIA Pembangunan Lantai 2, kuliah tamu tersebut berjalan lancar dan penuh antusias dari peserta.

Ketua STIA Pembangunan Dr. Nungky Viana Feranita mengungkapkan bahwa kuliah tamu dengan menghadirkan pembicara internasional baru pertama kali dilaksanakan.

Walaupun sebagai seorang dosen di University of the Incarnate Word (UIW), ternyata Halimin Herjanto, Ph.D merupakan seorang kelahiran Indonesia, tepatnya di Tasikmalaya Jawa Barat.

Prof. Hal, panggilan akrab Halimin Herjanto, Ph.D mengaku sudah 30 tahun meninggalkan Indonesia.

Dimana sebelumnya melakukan studi di Australia, kemudian ke New Zeland, Jepang dan saat ini menetap sebagai warga negara Amerika Serikat.

Pilihannya untuk menetap dan menjadi warga negara Amerika bukan karena tidak cinta terhadap Indonesia. Melainkan karena kondisi yang menurutnya memang mengharuskan demikian.

Dalam kuliahnya, Prof. Hal menyampaikan bahwa entrepreneurship pada intinya adalah tentang bercerita (storytelling).

Namun, dalam storytelling tersebut harus juga bermuatkan hal-hal yang dapat menarik perhatian orang lain, seperti cerita tersebut harus detail, relevan, dan lain sebagainya.

Saat berdiskusi dengan mahasiswa STIA Pembangunan, Prof. Hal menyampaikan bahwa kondisi Indonesia terkait Public and Private Sector of Entrepreneurship sudah jauh lebih baik dari pada 30 tahun lalu. Saat dirinya belum meninggalkan Indonesia.

Diantaranya adalah pemerintah lebih mempermudah para warga negaranya untuk mendirikan startup, sperti terkait perizinan.

Demikian juga dengan budaya, dimana di masa lalu pilihan untuk menjadi seorang entrepreneur sangat sulit karena kurangnya dukungan dari keluarga, terutama orang tua.

Sedangkan saat ini, para orang tua sudah mulai membebaskan anak-anak mereka untuk menjalani apapun pilihan mereka, termasuk menjadi seorang entrepreneur, tanpa harus dikekang oleh orang tua mereka.(*)